Menurut konsultan Gastroenterohepatologi RSCM, dr Irsan Hasan, SpPD-KGEH, tingginya angka kasus hepatitis di dunia disebabkan oleh pengetahuan masyarakat yang minim dan cenderung diabaikan. Selain itu, hepatitis sendiri merupakan salah satu penyakit yang sering muncul tanpa adanya gejala. (Baca: Hebatnya Hati, Jadikan Tubuh Sanggup Beraktivitas saat Puasa)
“Pengetahuan masyarakat masih minim tentang hepatitis dan menjadi cenderung diabaikan. Tetapi, selain itu, sebagian besar penyakit hepatitis kronik muncul tanpa gejala,” katanya pada SOHO Global Health bertema “Hepatitis, Kenali dan Obati” di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 15 Juli 2014.
Lebih lanjut dr Irsan mengatakan, berdasarkan data statistik dari Hepb tahun 2011, distribusi hepatitis di dunia, 350 juta di antaranya pengidap hepatitis kronik. Sebanyak 75 persennya merupakan orang Asia. Karena itu, hepatitis masuk sebagai penyebab kematian nomor 9. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
“Satu dari sepuluh penduduk Indonesia mengidap hepatitis dan sebagian besar tidak menyadari sampai timbulnya komplikasi,” tuturnya. (Baca: Hepatitis Menyerang Bukan Hanya karena Virus)
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan, Direktorat P2ML, Ditjen PP, dan PL Kementerian Kesehatan RI, Naning Nugrahini, SKM, MKM, mengatakan bahwa berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari 2007 hingga 2013, tren hepatitis di Indonesia cenderung meningkat dua kali lipat.
“Terus terang, daerah yang tinggi (kasus hepatitis) itu karena penularannya mirip HIV dan kita tidak mempunyai data detail. Kita bisa asumsikan kalau daerah tersebut HIV-nya tinggi, maka kemungkinan besar hepatitisnya juga tinggi. Data dari Riskesdas kita memang kawasan Indonesia Timur termasuk lebih tinggi dibandingkan wilayah Barat,” tutupnya. (Baca: Perlemakan Hati Bisa Sebabkan Hepatitis)
(fik)
0 comments
Post a Comment